cover
Contact Name
Tri Wardhani
Contact Email
twd@widyagama.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
agrika@widyagama.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIKA
Published by Universitas Widyagama
ISSN : 19075871     EISSN : 25416529     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrika mempublikasikan hasil-hasil penelitian dalam bidang ilmu pertanian meliputi penelitian di bidang budidaya pertanian, agrobisnis dan teknologi pengolahan hasil pertanian, juga menginformasikan berbagai paket teknologi, ulasan ilmiah, komunikasi singkat dan informasi pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2022)" : 7 Documents clear
UJI pH, KALIUM TOTAL, C-ORGANIK PADA SAMPEL TANAH DAN KANDUNGAN VITAMIN C BUAH DI PERKEBUNAN JAMBU KRISTAL BUMIAJI BATU Hidayati Karamina; Ricky Indri Hapsari; Ariani Trisna Murti; Teolardus Dodi Gentara
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.3904

Abstract

Jambu biji kristal (Psidium guajava L.) merupakan jambu batu yang memiliki biji kurang dari 3% bagian buah.  Di Jawa Timur salah satu sentra penanaman jambu biji kristal adalah di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Jambu biji kristal disukai karena rasanya renyah, kandungan vitamin C-nya yang tinggi dua kali lebih banyak dibanding buah jeruk, sumber serat yang bagus untuk pencernaan dan antioksidan yang efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan. Jambu biji kristal memerlukan penanganan budidaya yang tepat supaya dapat tumbuh dan berbuah dengan kuantitas dan kualitas yang baik. Syarat tumbuh yang diperlukan di antaranya adalah pH tanah, kadar kalium tanah dan C-organik tanah. Jambu biji kristal merupakan tanaman berkayu yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan pH tanah antara 5.5 to 7.5.  Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH tanah, kandungan C Organik tanah, kandungan K total tanah serta kandungan Vitamin C pada buah jambu biji kristal di Bumiaji Kota Batu.  Analisis kesuburan tanah meliputi pH  H2O, kandungan C- organik, kandungan unsur hara Kalium total dan kualitas buah jambu dilakukan pada  lahan dan buah jambu biji kristal dari tanaman berumur  6 tahun, 9 tahun dan 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin C buah jambu biji kristal dari tanaman berumur 12 tahun memiliki hasil tertinggi dibandingkan umur 9 dan 6 tahun. Pada analisis tanah didapati bahwa kandungan pH H2O tanah di perkebunan jambu kristal tahun ke 6 netral sedangkan tahun 9 dan 12 agak masam. Kandungan C-Organik dan K-total di semua lahan yang diteliti sangat tinggi. ABSTRACTCrystal guava (Psidium guajava L.) is a guava that has seeds less than 3% of the fruit. In East Java, one of the centers for planting crystal guava is in Bumiaji District, Batu City. Crystal guava is preferred because it tastes crunchy, contains twice as much vitamin C as citrus fruits, is a good source of fiber for digestion and is an effective antioxidant against free radicals that can damage cells or tissues. Crystal guava requires proper cultivation handling so that it can grow and bear fruit in good quantity and quality. The growing conditions needed include soil pH, soil potassium levels and soil organic C. Crystal guava is a woody plant that can grow in a variety of soil types and soil pH is between 5.5 to 7.5. Therefore this study aims to determine soil pH, soil organic C content, soil total K content and vitamin C content in crystalline guava fruit in Bumiaji, Batu City. Analysis of soil fertility including pH H2O, C-organic content, total Potassium nutrient content and quality of guava fruit was carried out on land and crystalline guava fruit from plants aged 6 years, 9 years and 12 years. The results showed that crystalline guava fruit vitamin C from 12 year old plants had the highest yield compared to 9 and 6 year olds. In the soil analysis it was found that the pH H2O content of the soil in the 6th year of crystal guava plantations was neutral while the 9th and 12th years were slightly acidic. The content of C-Organic and K-total in all the studied land was very high.
EVALUASI TIGA GENOTIPE CABAI RAWIT DI DESA TAWANGARGO, KABUPATEN MALANG Tri Wardhani; Andra Guitaryano; Suslam Pratamaningtyas; Yuni Agung Nugroho
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.4252

Abstract

ABSTRAKCabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman hortikultura penting. Produktivitas cabai rawit terus meningkat, tetapi masih di bawah potensi hasilnya. Alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas cabai rawit adalah dengan perakitan varietas unggul. Varietas unggul dapat dirakit apabila tersedia plasma nutfah atau sumberdaya genetik yang mempunyai karakter unggul dan sesuai dengan sifat  yang diiinginkan. Untuk mendapatkan genotipe unggul perlu dilakukan evaluasi penampilan tanaman dari beberapa genotipe yang telah dikumpulkan. Karakter-karakter genotipe tanaman yang akan dievaluasi setidaknya memiliki 1 keunggulan dibandingkan varietas hibrida yang sudah ada. Pada cabai rawit karakter genotipe yang diamati di antaranya adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe cabai yang memiliki stabilitas dan adaptasi spesifik wilayah terhadap hasil dan komponen hasilnya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang pada 3 genotipe cabai rawit. Data dianalisa dengan uji normalitas untuk mengetahui apakah data variabel berdistribusi normal atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan. Pada 3 genotipe yang diamati, data tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, saat berbunga, saat panen, jumlah buah, bobot/buah dan bobot buah/tanaman semuanya terdistribusi secara normal dan tidak terdapat data pencilan. Tiga genotipe cabai rawit memiliki morfologi yang seragam pada karakter posisi  bunga dan bentuk buah, bentuk pangkal buah, dan warna buah saat matang. Genotipe A04 memiliki umur berbunga dan umur panen yang paling cepat selain itu A04 memiliki keunikan pada warna buah muda yang berwarna ungu. Genotipe A04 memiliki bobot/buah tertinggi dibandingkan 2 genotipe lainnya. ABSTRACTCayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is an important horticultural crop. Its productivity continues to increase, but the yield still below than the potential. An alternative to increase the productivity and quality of cayenne pepper is to produce high-yielding varieties. Superior varieties can be assembled if germplasm or genetic resources are available that have superior characters and are in accordance with the desired traits. To obtain superior genotypes, it is necessary to evaluate the appearance of the plants from several genotypes that have been collected. The plant genotype characters to be evaluated have at least 1 advantage over existing hybrid varieties. In cayenne pepper, the genotypic characters observed included plant height, stem diameter, crown width, flowering age, harvesting age, number of fruits per plant, weight per fruit, fruit weight per plant. This study aims to determine chili genotypes that have region-specific stability and adaptation to yield and yield components. The research was conducted in Tawangargo Village, Karangploso District, Malang Regency on 3 genotypes of cayenne pepper. Data were analyzed by normality test to find out whether the variable data is normally distributed or not. The results showed that For the 3 genotypes observed, data on plant height, stem diameter, crown width, time of flowering, time of harvest, number of fruit, fruit/fruit weight and fruit/plant weight were all normally distributed and there were no outlier data. The three cayenne pepper genotypes had uniform morphology in terms of flower position and fruit shape, fruit base shape, and fruit color when ripe.Genotype A04 has the fastest flowering and harvesting ages besides A04 is unique in its young fruit color which is purple. Genotype A04 had the highest weight/fruit compared to the other 2 genotypes.
PERFORMA BIOPOT BERBAHAN DASAR LIMBAH ORGANIK SEBAGAI WADAH PEMBIBITAN TANAMAN PENGGANTI PLASTIK POLYBAG Nunik Lestari; Nur Rahmah; Ervi Novitasari; Samsuar Samsuar
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.4087

Abstract

ABSTRAKPembibitan tanaman menggunakan polybag beresiko terhadap pertumbuhan akar yang cenderung melingkar, menyebabkan kerusakan akar tanaman saat proses pindah tanam, serta tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk membuat biopot sebagai wadah pembibitan tanaman pengganti plastik polybag yang ramah lingkungan, serta mengkaji performanya. Penelitian ini menggunakan 2 faktor perlakuan, yaitu bahan dasar pembuatan biopot dan massa perekat. Pengujian yang dilakukan meliputi uji sifat fisik dan mekanik biopot, serta uji penanaman bibit cabai pada biopot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan organik ampas kelapa, cocopeat, dan arang sekam dapat digunakan sebagai bahan pembuatan biopot pengganti plastik polybag. Performa biopot tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan bahan arang sekam dan perekat 175 g (AS-175), yang juga dipengaruhi oleh faktor kerapatannya. Perlakuan AS-175 juga merupakan perlakuan terbaik dari faktor kadar air dan daya serap air, sehingga biopot dengan perlakuan tersebut lebih awet digunakan untuk pembibitan dalam jangka waktu yang lebih panjang di lahan. Namun demikian perlakuan AS-175 tidak mampu menahan gaya luar sebaik biopot berbahan dasar cocopeat dan ampas kelapa karena sifat bahannya yang getas dan mudah patah, sehingga dalam penggunaannya sebaiknya menghindari benturan dan tekanan dari luar untuk mengurangi kerusakan. Kedua variabel penelitian maupun interaksinya tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun bibit cabai yang ditanam pada biopot. ABSTRACTPlant nurseries using polybags are at risk of root growth which tends to be circular, causing damage to plant roots during the transplanting process, and is not environmentally friendly. This research was conducted with the aim of making biopots as an environmentally friendly substitute for polybags, as well as assessing their performance. This study uses 2 variables, namely the basic material for making biopots and the mass of the adhesive applied. The tests carried out included testing the physical and mechanical properties of the biopot, as well as testing the planting of chili seeds in the biopot. The results showed that organic material from coconut pulp, cocopeat, and husk charcoal can be used as materials for making biopots for plant nurseries to replace polybags. The performance of the biopot produced for the highest biopot weight was in the combination treatment of husk charcoal and adhesive 175 g (AS-175), which was also influenced by the density factor. The AS-175 treatment is also the best treatment for the water content and water absorption factors, so that the biopot with this treatment is more durable for use in the field. However, the AS-175 treatment is not able to withstand external forces as well as biopot made from cocopeat and coconut pulps due to the characteristics of the material, so that in its use it is better to avoid impact and pressure from the outside to reduce damage. Both research variables and their interactions had no effect on plant height and leaf number of chili seedlings planted in biopots.
PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. ) DENGAN PEMBERIAN PEMBENAH TANAH DI KABUPATEN NGANJUK Endro Astoko; Nunuk Helilusiatiningsih; Titik Irawati
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.4136

Abstract

ABSTRAK Bawang merah merupakan tanaman semusim yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Di Kabupaten Nganjuk menurut data BPS, bawang merah ditanam di 19 kecamatan pada total lahan seluas 13.861 ha di tahun 2019; 14.505 ha di tahun 2020; dan lahan seluas 16.780 ha di tahun 2021. Total produksi bawang merah sebesar 1761.79 ton pada tahun 2021 dengan  produktivitas sebesar 8.81 ton/ha. Produksi ini masih di bawah potensi produksi yang sebesar 10 ton/ha. Upaya untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan memberi perlakuan pembenah tanah. Tujuan penelitian adalah mengkaji produksi bawang merah dengan beberapa pembenah tanah. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan  3  macam pembenah tanah, yaitu (1) Orkap: Pembenah tanah pupuk kandang 2 ton/ha + kapur pertanian 2 ton/ha + Urea 200 kg/ha +ZA 200 kg/ha + SP-36 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha; (2) BePom: Pembenah tanah Beka-Pomi + bahan organik 2 ton/ha +Urea 200 kg/ha +SP-36 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha dan (3) Konven: Metode yang diterapkan petani, yaitu pupuk NPK 16-16-16 dosis 400 kg/ha + Urea 200 kg/ha, ZA 200 kg/ha + pupuk majemuk NPS 16-20-12 dosis 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha.  Setiap perlakuan dilakukan di dua lokasi masing-masing seluas 1250 m2. Parameter yang diamati meliputi  tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot basah tanaman, jumlah dan diameter umbi segar.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan BePom memberikan tinggi tanaman yang tertinggi dibanding perlakuan Konven. Jumlah anakan bawang merah terbanyak dicapai pada perlakukan Orkap. Sementara bobot basah tanaman, jumlah dan diameter umbi bawang merah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan pembenah tanah. Ketiga perlakuan memberikan hasil yang sama baiknya. ABSTRACTShallot is an annual plant that is widely used as spice. In Nganjuk Regency, according to BPS data, shallots were planted in 19 sub-districts on a total land area of 13,861 ha in 2019; 14,505 ha in 2020; and land area of 16,780 ha in 2021. Total shallot production is 1761.79 tons in 2021 with a productivity of 8.81 tons/ha. This production is still below the potential production of 10 tons/ha. Efforts to increase production can be done by treating the soil amendments. The research objective was to study shallot production with several soil amendments. The study was conducted using a randomized block design with 3 types of soil amendments, namely (1) Orkap: 2 tons/ha of manure + 2 tons/ha of agricultural lime + 200 kg/ha of Urea + 200 kg/ha of ZA + SP-36 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha; (2) BePom: Beka-Pomi soil enhancer + organic matter 2 tonnes/ha +Urea 200 kg/ha +SP-36 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha and (3) Konven: The method applied by farmers, namely fertilizer NPK 16-16-16 dose of 400 kg/ha + Urea 200 kg/ha, ZA 200 kg/ha + compound fertilizer NPS 16-20-12 dose of 400 kg/ha + KCl 400 kg/ha. Each treatment was carried out in two locations with an area of 1250 m2 each. Parameters observed included plant height, number of tillers, fresh weight of plants, number and diameter of fresh tubers. The results showed that the BePom treatment gave the highest plant height compared to the Konven treatment. The highest number of shallot tillers was achieved in the Orkap treatment. While the fresh weight of the plants, the number and diameter of shallot bulbs were not significantly different in all soil enh
ANALISIS KADAR AIR, KARBON ORGANIK, FOSFOR, NITROGEN, KALIUM, pH DAN TEKSTUR PADA CONTOH TANAH DI LABORATORIUM TANAH - BPTP JAWA TIMUR Nadhifah Al Indis; Nadiyah Nur Haliza; Ajun Prayitno; Nunuk Helilusiatiningsih
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.4025

Abstract

ABSTRAKAnalisis tanah merupakan kegiatan berskala laboratorium yang bertujuan mengetahui serta menetapkan kualitas atau kesuburan tanah. Kualitas dan kesuburan tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi. Penelitian ini menguji beberapa parameter fisika dan kimia, di antaranya adalah kadar air, karbon organik, fosfor, nitrogen, kalium, pH, dan tekstur tanah. Parameter biologi tanah, yaitu jumlah mikroorganisme di dalam tanah, tidak diukur pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya kadar C-organik berbanding lurus dengan jumlah mikroorganisme tanah. Contoh tanah diperoleh dari Kota Batu Jawa Timur pada bulan Februari-Mei 2022. Penelitian dilakukan di Laboratorium Tanah BPTP Jawa Timur dengan menggunakan metode analisis sebagai berikut: gravimetri, spektrofotometri UV-Vis, Kjeldahl, perkolasi, atomic absorption spectroscopy (AAS), dan hydrometer. Hasil analisis contoh tanah dengan kode 66, 67, dan 115, berturut-turut adalah: kadar air 11,65%; 6,62%; dan 8,25%; karbon organik 0,95% (rendah), 1,43% (rendah) dan 0,93% (rendah); fosfor 12,69 ppm (sedang), 6,00 ppm (rendah) dan 34,75 ppm (tinggi); nitrogen 0,15% (rendah), 0,17% (rendah) dan 0,13% (rendah); kalium 0,36 cmol(+)/kg (rendah), 0,54 cmol (+)/kg (sedang), dan 0,66 cmol (+)/kg (tinggi); pH 4,6 (masam), 5,1 (masam), dan 5,5 (masam); tekstur liat, lempung berliat, dan liat. Hasil analisis contoh tanah tidak dikorelasikan dengan pertumbuhan tanaman, karena setiap jenis tanaman memiliki kondisi yang berbeda-beda. Secara umum hasil analisis tanah angka yang rendah, sehingga perlu dilakukan pemupukan secara berkala pada tanah tersebut, baik menggunakan pupuk organik ataupun campuran antara pupuk organik dan pupuk kimia, dengan dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. ABSTRACTSoil analysis is a laboratory-scale activity that aims to knows and determine the quality and fertility of soil. Soil quality and fertility are influenced by physical, chemical, and biological properties. This study tested several physical and chemical parameters, including water content, organic carbon, phosphorus, nitrogen, potassium, pH, and soil texture. Soil biological parameters, namely the number of microorganisms in the soil, were not measured in this study, because based on the results of previous studies, the content of organic carbon was directly proportional to the amount of soil microorganisms. Soil samples were taken from Batu Regency, East Java, from February to Mei 2022. This research was conducted at Soil Laboratory – BPTP East Java, using the following analytical methods: gravimetric, UV-Vis spectrophotometry, Kjeldahl, percolation, atomic absorption spectroscopy (AAS), and hydrometer. The results of analysis soil samples in this research with codes 66, 67, and 115, respectively were: water content 11.65%; 6.62%; and 8.25%; organic carbon 0.95% (low), 1.43% (low) and 0.93% (low); phosphorus 12.69 ppm (medium), 6.00 ppm (low) and 34.75 ppm (high); nitrogen 0.15% (low), 0.17% (low) and 0.13% (low); potassium 0.36 cmol(+)/kg (low), 0.54 cmol(+)/kg (moderate), and 0.66 cmol(+)/kg (high); pH 4.6 (sour), 5.1 (sour), and 5.5 (sour); soil textures are clay, loamy clay, and clay. The results of soil sample analysis in this research were not correlated with plant growth, because in every plant had a different conditions.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA HIDROPONIK SISTEM DFT DENGAN KONSENTRASI NUTRISI DAN POTONG UMBI YANG BERBEDA Lutfiah Ambar Putri; Endang Sri Wahyuni; Mawardi Mawardi
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.3792

Abstract

ABSTRAKTahun 2019 produksi bawang merah meningkat 5,11% lebih besar dibanding tahun 2018, namun kenaikan produksi bawang merah tiap tahun secara nasional tidak berbanding lurus dengan kenaikan produksi di setiap provinsi. Hanya beberapa provinsi yang konsisten kenaikannya. Hal ini menunjukkan  ketersediaan lahan produktif di tiap daerah tidak sama. Alih fungsi lahan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin intensif yang menyebabkan semakin berkurangnya lahan produktif, di sisi lain  pemenuhan kebutuhan bawang merah harus tetap dipenuhi. Salah satu cara meningkatkan produksi bawang merah tanpa memerlukan lahan yang meluas adalah hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nutrisi dan potongan umbi yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah hidroponik sistem DFT. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober - Desember 2020 di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Islam Jember. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 x 2 dengan 7 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi nutrisi (K) terdiri dari dua  taraf perlakuan: K1: 1000 ppm (0-7 HST) 1200 ppm (8-53 HST) dan K2: 1200 ppm (0-7 HST) 1400 ppm (8-53 HST). Faktor kedua adalah besaran potongan pucuk umbi bawang (B) yang terdiri dari dua taraf perlakuan: B1: Potong pucuk 1/8 bagian dan B2: potong pucuk 1/4 bagian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji F, dan  hasil yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan BNT pada taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iInteraksi perlakuan konsentrasi nutrisi dan besar potongan umbi bawang merah memberikan pengaruh yang tidak nyata pada semua parameter yang diamati. Perlakuan konsentrasi nutrisi juga tidak berpengaruh nyata pada semua paramater yang diamati. Perlakuan besar potongan umbi 1/4 bagian memberikan  tinggi tanaman yang lebih baik pada tinggi tanaman  umur 21 HST, jumlah daun yang lebih banyak pada umur 24 HST dan 36 HST, jumlah anakan yang lebih  banyak pada 32 HST, sedangkan bobot umbi bawang merah sama baiknya pada semua perlakuan pada penelitian ini. ABSTRACTIn 2019 shallot production increased 5.11% greater than in 2018, but the increase in shallot production every year nationally is not directly proportional to the increase in production in each province. Only a few provinces have consistently raised it. This shows that the availability of productive land in each region is not the same. The conversion of land functions in Indonesia from year to year is getting more intensive which causes less and less productive land, on the other hand the fulfillment of shallot needs must still be fulfilled. One way to increase shallot production without requiring expanded land is hydroponics. This study aims to determine the concentration of nutrients and the right tuber cut on the growth and production of hydroponic shallots using the DFT system. This research was carried out from October to December 2020 at the Greenhouse of the Faculty of Agriculture, Islamic University of Jember. The study was conducted using a 2 x 2 factorial Completely Randomized Design (CRD) with 7 replications. The first factor is nutrient concentration (K) consisting of two treatment levels: K1: 1000 ppm (0-7 HST) 1200 ppm (8-53 HST) and K2: 1200 ppm (0-7 HST) 1400 ppm (8-53 HST ). The second factor was the amount of onion shoot cut (B) which consisted of two treatment levels: B1: Cut 1/8 of the top and B2: Cut 1/4 of the top. The data obtained were then analyzed with the F test, and the results that had a significant effect were further tested with LSD at the 0.05 level. The results showed that the interaction between nutrient concentration disturbance and large pieces of shallot bulbs had no significant effect on all observed parameters. Treatment of nutrient concentrations also did not significantly affect all parameters observed. Treatment of large 1/4 tuber pieces gave better plant height at plant height at 21 HST, more number of leaves at 24 HST and 36 HST, higher number of tillers at 32 HST, while shallot bulb weight was just as good in all treatments in this study.
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI R1M DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) Toto Suharjanto; Albertus Seran Klau; Ririen Prihandarini; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v16i2.4254

Abstract

Sawi merupakan tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat antara lain; sawi hijau, sawi putih dan sawi pakcoy. Sawi pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Brassicaceae yang sangat diminati karena mengandung protein, lemak, Ca, P, Fe, vitamin A, B, C, E dan K yang sangat baik untuk kesehatan, berprospek baik menjadi komoditi yang bernilai ekonomis tinggi. Produksi pakchoy di Jaw Timur sebesar 11,64 ton/ha. Dibandingkan dengan potensi produksi pakcoy yang sebesar 20-30 ton/ha, maka produksi pakcoy tersebut masih rendah. Salah satu upaya  meningkatkan produksi adalah dengan menjaga kesuburan lahan secara fisik, kimia dan biologi. Pupuk hayati baik pupuk yang mengandung mikroba maupun pupuk kandang dapat menjaga kesuburan  tanah. Pemberian pupuk organik berfungsi menambah kandungan hara tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan kegiatan biologi tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh biofertilizer R1M dan kompos kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pakcoy. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi yang nyata pada kombinasi perlakuan biofertilizer R1M dan kompos kotoran kambing terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan panjang akar tanaman. Tidak terdapat pengaruh nyata dari masing-masing perlakuan baik perlakuan pupuk hayati R1M maupun kompos kotoran kambing terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman dan panjang akar tanaman. ABSTRACTMustards  are horticultural crops that are widely consumed by the public, including; green mustard, chicory and pakcoy mustard. Pakcoy mustard is a plant from the Brassicaceae family which is in great demand because it contains protein, fat, Ca, P, Fe, vitamins A, B, C, E and K which are very good for health, have good prospects of becoming a commodity with high economic value. Pakchoy production in East Java is 11.64 tonnes/ha. Compared to the potential for pakcoy production which is 20-30 tons/ha, the production of pakcoy is still low. One of the efforts to increase production is to maintain soil fertility physically, chemically and biologically. Biological fertilizers, both fertilizers containing microbes and manure, can maintain soil fertility. The application of organic fertilizers functions to increase soil nutrient content, improve soil structure, increase the soil's ability to hold water and increase soil biological activity. The purpose of this study was to determine the effect of R1M biofertilizer and goat manure compost on the growth and production of mustard greens. The study used a completely randomized design (CRD) with 8 treatment combinations with 4 replications. The results showed that there was no significant interaction between the combination of R1M biofertilizer and goat manure compost on the parameters of plant height, number of leaves, leaf area, plant fresh weight, plant dry weight and plant root length. There was no significant effect of each treatment, both R1M biological fertilizer and goat manure compost on the parameters of plant height, number of leaves, leaf area, plant fresh weight, plant dry weight and plant root length.

Page 1 of 1 | Total Record : 7